Desa
kecil di pinggir Kota Sakakah, Provinsi al-Jawf, barat daya Arab Saudi
memang unik karena seluruh penduduknya perempuan. Hanya saja, jangan
bayangkan di pemukiman ini perempuan bebas sesuka hati melakukan apa
yang mereka mau. Baru-baru ini, pengurus desa itu malah mengeluarkan
larangan agar gadis-gadis tidak berpenampilan tomboi. Desa ini memang
kebanjiran perempuan dari kota lain di Saudi karena keunikannya yang
cuma berisi kaum hawa. Namun, penduduk asli mengaku tidak suka dengan
para pendatang membawa budaya asing seperti pakaian yang memperlihatkan
aurat serta musik-musik bising..
Berkebalikan
dari bayangan para feminis, pemukiman itu bukan tempat wanita mencari
suaka di Saudi. Alasan penghuninya cuma kaum hawa, karena ada pemisahan
tegas antara hunian laki-laki dan perempuan di wilayah al-Jawf yang
sangat puritan dalam beragama. Pengurus desa mengeluarkan ancaman bakal
mengusir perempuan di desa itu yang tidak bersikap baik. Sasaran awal
mereka adalah gadis berpenampilan seperti lelaki atau tomboi, serta yang
memakai pakaian seronok. "Fenomena pendatang itu tidak mencerminkan
budaya asli di desa ini. Sehingga perlu bagi kita buat membasminya,"
seperti tertulis di selebaran pengurus desa.
Ke
depan, aturan di desa itu bakal semakin tegas. Pengunjung dari luar
daerah tidak boleh membawa kamera atau telepon seluler. Bukan hanya
gadis tomboi yang dianggap melawan tradisi. Perempuan dengan dandanan
'punk' juga bakal diharamkan. Bahkan, dewan adat lokal di Sakakah
bersiap melarang kaum hawa yang nyeleneh itu memasuki sekolah umum atau
universitas.




0 komentar:
Posting Komentar